bioskop

3 Buku Laris yang Diangkat ke Layar Lebar, Nomer 2 Paling Sukses!

JAKARTA, RETENSI.ID – Ketika sebuah karya sastra tulis sukses berhasil menarik perhatian pembaca di seluruh dunia, seringkali tak lama kemudian industri film menyadari potensi besar dalam mengadaptasinya ke layar lebar. Berikut kami sajikan tiga buku laris yang telah diangkat menjadi

CERPEN: Insiden Bioskop

INSIDEN BIOSKOP KARYA:CHINTYA FACHRELIA Aku ingin menceritakan kisahku saat aku pertama kali pindah ke jakarta. Saat itu aku berusia tujuh tahun, aku dan keluargaku

CERPEN: Insiden Bioskop

INSIDEN

:CHINTYA FACHRELIA

Aku ingin menceritakan kisahku saat aku pertama kali pindah ke jakarta. Saat itu aku berusia tujuh tahun, aku dan keluargaku harus pindah dari Sukabumi ke Jakarta karena pekerjaan ayahku. Orang tuaku asli Sukabumi tetapi karena ini pertama kalinya ayah di tugaskan di Jakarta mau tidak mau kami sekeluarga harus ikut ayah pindah ke . Sedari kecil aku memang tidak pernah berpergian ke luar , paling jauh hanya ke sebelah saja saat ada festival pasar malam. Memang yang kami tinggali sat itu termasuk desa terpencil, kami harus pergi ke kampung sebelah yang jaraknya cukup jauh untuk merasakan sedikit hiburan karena hanya disanalah yang ada festival pasar malam dengan banyak wahana yang bisa dinaiki.

Saat mendengar kalau kami akan pindah ke Jakarta aku sungguh senang sekali. Terbayang di pikiranku bagaimana kerennya Ibu Kota. Aku mendengar dari teman-temanku yang pernah pergi ke sana, katanya disana banyak gedung-gedung tinggi dan segalanya ada disana. Sungguh aku sangat gembira sekali, hal yang ingin aku lakukan disana adalah menonton bioskop. Aku sungguh iri saat salah satu temanku bercerita bahwa ia menonton sebuah layar lebar. Ia bilang bioskop itu adanya di saja, berarti tempat gedung tinggi yang di dalamnya pasti banyak yang jualan. Aku tidak sabar memberi tahu temanku si Rudi bahwa aku akan ke Jakarta besok.

“Hei Rud, kau tau tidak besok aku akan ke Jakarta, aku akan tinggal disana.” Ucapku,

“Oh ya? Memangnya kau kesana ada acara apa?” Tanya Rudi

“Aku akan tinggal di sana ikut ayahku Rud, nanti disana aku akan menonton bioskop loh Rud, seperti yang kamu bilang bulan lalu.” Jawabku

“Wah berarti kamu nanti tinggal disana ya?”

“Iya Rud, ayahku bilang sampai kontrak kerjanya selesai.”

“Kamu memang mau nonton film apa di bioskop nanti?”

“Belum tau nih, aku aja ga tau cara pesan tiketnya gimana,”

“Suruh ibumu saja nanti disana ada jadwal filmnya kok.”

“Lalu setelah itu? Dalam bioskopnya itu bagaimana?”

“Sebelum masuk bioskop kamu harus lepas alas kaki dulu, nanti sepatumu harus di taruh di belakang pintu dalam bioskop.”

“Oh… Begitu ya Rud,”

Aku yang polos itu hanya bisa percaya-percaya saja dengan ucapan Rudi. Bahkan setelah Rudi memberitahuku, aku langsung meminta ibu mengajakku menonton bioskop saat kami tiba di Jakarta nanti. Ibu bilang saat libur disana nanti Ia berjanji akan mengajakku menonton biskop. Aku dan ibu sebenarnya belum pernah sama sekali menoton bioskop. Jadi kami berdua juga antusias dengan kepindahan kami ke Jakarta.

Pertama kali kami menginjakkan kaki di sana adalah terminal dimana kami baru saja turun dari bus, lalu setelah itu aku dan keluarga menaiki angkot menuju kontrakan yang akan kami tinggali nanti. Lokasi tidak jauh dari pasar, aku tidak melihat gedung-gedung tinggi seperti yang aku lihat di televisi. Aku bertanya kepada ayahku mana gedung-gedung pencakar langit yang sering kita lihat di televisi dan koran, Ia bilang nanti aku akan melihatnya karena lokasinya lumayan jauh dari tempat kami tinggal. Di situ aku faham bahwa kami sepertinya tinggal di daerah pinggiran Jakarta.

Seminggu sudah kami tinggal di kota metrpolitan ini. Ini hari minggu aku dan ibu akan pergi menonton bioskop. Aku sudah bersiap untuk pergi tinggal menunggu ibu saja yang masih berdandan ria di depan kaca. Ayahku tidak ikut dia ingin istirahat seharian katanya, jadi kami hanya pergi berdua saja. Setelah ibu selesai bersiap kami pun pergi dengan menaiki angkot dari gang rumah kami. Memang aku akui akses transportasi di sini sangatlah mudah didapatkan. Di dalam angkot kami melewati gedung-gedung tinggi itu. Ternyata seperti inilah pusat kotanya, aku selalu berfikir apa saja isi gedung-gedung itu.

Perjalanan kami hanya setengah jam saja, tidak terlalu lama untuk kami pergi ke Mall. Kami diturunkan di dekat halte pemberhentian, lalu kami segera berjalan masuk ke dalam Mall. Aku dan ibu yang tidak pernah pergi ke Mall sangat takjub dengan didalamnya. Banyak orang berpakaian rapi sedang berbelanja ataupun menikmati hidangan di atau sebuah stand makanan. Kami bergegas menuju ke lantai paling atas dengan eskalator, beruntungnya kami tidak terlalu norak sampai tidak tau cara menaikinya.

Saat sampai di bioskop kami segera membeli tiket yang ingin kami tonton. Kami memilih film kartun mengingat usiaku saat itu masih kecil. Setelah itu kami di suruh menuju studio film karena filmnya sudah mulai lima menit yang lalu. Tetapi saat itu aku teringin sekali membeli popcorn, akhirnya kami menuju stand penjualan makanan bioskop.

Sebelum masuk aku mencoba memberitahu ibu tentang peraturan bioskop. Aku memberitahunya kalau di dalam bioskop kita harus melepas sepatu kami. Akhirnya kami melepaskan sepatu yang kami kenakan. Aku dan ibu menaruh sepatu kami di belakang pintu. Berhubung situasi saat kami masuk sangat gelap dan sudah tidak ada penjaganya dan film yang kami tonton ini ternyata sangat sedikit peminatnya, bahkan bisa dihitung jari. Jadi selama pertunjukan kami tidak mengenakan alas kaki apapun karena ketidak tahuan kami dan kondisi yang sangat gelap.

Setelah film selesai kami segera keluar, sebenarnya kami bingung kenapa penonton yang lain tidak melepaskan alas kakinya. Saat hendak menuju sepatu yang kami taruh tadi, sepatu kami sudah tidak ada. Aku dan ibu segera keluar mencari sepatu kami yang hilang. Kami keluar tanpa memakai alas kaki dan sembari bertanya kepada pengunjung lain, apakah mereka melihat sepatu kami atau tidak. Salah satu dari mereka menyuruh kami melapor ke securitty bioskop.

Akhirnya kami bertanyalah kepada penjaga bioskop. Lalu kami dibawa ke ruang staff, disana ada beberapa karyawan juga. Ternyata sepatu kami diamankan mereka, karena hendak diumumkan siapa pemilik sepatu itu. Salah satu dari staff memberitahu kami bahwa masuk bioskop tidak perlu melepaskan sepatu. Mereka sebenarnya sedikit di tertawakan karena melepas sepatu saat masuk bioskop, pantas saja orang orang memandang kami aneh saat keluar tanpa mengenakan alas kaki. Itu adalah hal paling memalukan bagiku dan ibu. Awas kau Rudi, saat balik ke Sukabumi nanti akan ku kerjai kau balik!

Bosen Malming Mau Ngapain? Ini Dia 3 Kegiatan Bareng Pacar yang Bisa Kamu Lakukan saat Malam Minggu

, RETENSI.ID – adalah saat yang ideal untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama pacar kamu. Suasana lampu-lampu yang berkilau dan suasana yang romantis seakan menjadi kegiatan yang wajib di malam ini, ada berbagai kegiatan yang bisa kamu nikmati bersama dalam menghabiskan malam minggu kalian. Berikut adalah tiga kegiatan yang bisa kamu lakukan saat malam minggu bersama pacar.

1. Makan Malam Romantis
Satu kegiatan yang bisa kamu lakukan adalah makan malam romantis bareng pacar kamu. Pilih dengan suasana yang menyenangkan, mungkin dengan pemandangan yang indah. Nikmati hidangan lezat sambil berbicara tentang rencana masa depan, kenangan bersama, atau -topik yang kalian sukai.

2. Menonton di atau Rumah
Menonton film bersama pacar selalu menjadi lainnya dalam menghabiskan malam minggu. Kamu bisa memilih untuk pergi ke bioskop dengan pacarmu dan menikmati film terbaru di layar besar, atau bahkan mengadakan maraton film di rumah atau yang biasa disebut anak muda sebagai “Netflix and Chill”. Jangan lupa sediakan camilan favorit dan tempatkan selimut yang nyaman untuk menambah kenyamanan.

3. City Night Tour
Jelajahi kota bersama pacarmu yang cantik dengan motor saat malam hari. Kamu bisa berjalan- di taman, pantai, atau pusat kota yang indah. Malam minggu juga memberikan kesempatan bagi kalian untuk melihat kota dari sudut pandang yang berbeda. Kamu juga bisa mencoba menemukan spot-spot romantis untuk duduk dan berbicara, seperti berada di bawah sinar bintang atau di sekitar cahaya lampu jalan.

3 Buku Laris yang Diangkat ke Layar Lebar, Nomer 2 Paling Sukses!

, RETENSI.ID – Ketika sebuah tulis sukses berhasil menarik perhatian pembaca di seluruh dunia, seringkali tak lama kemudian industri menyadari potensi besar dalam mengadaptasinya ke layar lebar. Berikut kami sajikan tiga laris yang telah diangkat menjadi film yang sukses.

1. oleh J.K. Rowling

Seri “ Potter” yang terdiri dari tujuh buku telah menjadi kesempatan emas bagi para pembuat film. Kesempatan ini pun menginspirasi delapan film yang sukses secara komersial. Seri ini menceritakan petualangan penyihir muda bernama Harry Potter di Hogwarts yang memukau penonton di seluruh dunia.

2. The Hunger Games oleh Suzanne Collins
hunger games mengisahkan kisah dari Katniss Everdeen dalam sebuah kompetisi maut dengan hadiah yang besar jika selamat. Adaptasi film dari seri ini diperankan oleh Jennifer Lawrence sebagai pemeran utamanya. Pembuat film ini membuat film yang diangkat dari novel ini sukses di .

3. The Lord of the Rings oleh J.R.R. Tolkien
Meskipun buku ini sudah diterbitkan puluhan tahun yang lalu, adaptasi film trilogi yang disutradarai oleh Peter Jackson menjadi salah satu film yang paling berpengaruh dalam sejarah perfilman. Film ini menceritakan kisah menegangkan tentang cincin kekuasaan telah menjadi ikon dalam dunia film dan sastra.