kerajaan

Review Film The Pirates (2014), Bajak Laut Wanita di Zaman Dinasti Joseon

JAKARTA, RETENSI.ID – “The Pirates” adalah sebuah film aksi petualangan asal Korea Selatan yang dirilis pada tahun 2014, dengan Lee Seok Hoon sebagai sutradaranya dan Son Ye Jin serta Kim Nam Gil sebagai pemeran utamanya. Dalam film ini, Son Ye Jin menghidupkan karakter seorang bajak laut wanita yang kuat, sementara Kim Nam Gil memerankan pemimpin kawanan bandit dalam latar belakang dinasti Joseon yang sedang berdiri.

Kisah dimulai dengan peristiwa di mana dinasti Joseon memesan stempel dari untuk mendirikan sistem pemerintahan. Sayangnya, yang membawa stempel itu diserang oleh seekor paus di tengah laut, dan stempel tersebut malah tertelan oleh paus tersebut. Untuk mendapatkan kembali stempel kerajaan, mengadakan yang menawarkan hadiah besar kepada siapa pun yang bisa menangkap paus tersebut.

Jang Sa Jung (Kim Nam Gil), seorang mantan kepala prajurit istana yang merasa kecewa pada pihak kerajaan, memimpin kawanan bandit di pegunungan dan memutuskan untuk turun gunung setelah mendengar tentang sayembara tersebut. Sementara itu, Yeo Wol, seorang wanita petarung dan putri seorang bajak laut, memberontak dan ikut serta dalam sayembara setelah berhasil melakukan kudeta terhadap pemimpinnya, So Ma (Lee Kyoung Young).

Pertempuran sengit pun terjadi antara kawanan bandit yang dipimpin oleh Jang Sa Jung dan kelompok bajak laut di bawah pimpinan Yeo Wol untuk merebut kembali stempel kerajaan. Yeo Wol, yang sebelumnya adalah tangan kanan So Ma, sekarang harus bersaing untuk memenangkan sayembara dan membebaskan rekan-rekannya yang sering kali diperlakukan secara tidak adil oleh So Ma.

“The Pirates” tidak hanya menghadirkan aksi dan petualangan yang mendebarkan, tetapi juga menggambarkan persaingan dan antar kelompok dengan cara yang menarik. Dengan kombinasi unsur-unsur ini, film ini memberikan hiburan yang menarik dan memperkenalkan nuansa khas dari Korea Selatan pada masa itu.

Menparekraf Dorong Pulau Penyengat Sebagai Pusat Studi Budaya Melayu Islam Sedunia

/

TANJUNG PINANG, RETENSI.ID – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Salahuddin Uno berupaya menjadikan Desa Pulau Penyengat yang masuk dalam 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia () 2023 sebagai Pusat Studi Melayu Islam Sedunia.

Menparekraf Sandiaga usai berkeliling Desa Wisata Pulau Penyengat, Tanjung Pinang, Sabtu (29/7/2023), mengatakan Pulau Penyengat memiliki peran yang sangat penting terkait dengan –Lingga–Johor–Pahang dan kerajaan Riau–Lingga terutama pada abad ke-18. Akan tetapi hingga saat ini, Pulau Penyengat masih menjadi destinasi andalan wisatawan mancanegara yang berasal dari Singapura, Malaysia, hingga Brunei Darussalam untuk mendalami budaya Melayu.

“Untuk itu saya Insyaallah akan mengembangkan salah satunya adalah memberikan fasilitasi melalui Kemendikbud Ristek untuk berbagai intervensi kebijakan termasuk juga untuk menjadi Pusat Studi Budaya Melayu Islam sedunia,” kata Menparekraf Sandiaga.

Sebagai pulau yang pernah menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Riau-Lingga, Pulau Penyengat masih mempertahankan struktur, bersejarah dan makam pembesar kerajaan yang tersebar di sekeliling Pulau Penyengat.

Wisata religi merupakan salah satu aktivitas wisata yang dapat dilakukan di Pulau Penyengat. Selain itu wisatawan dapat melakukan perjalanan ke masa lalu dengan mengunjungi berbagai bangunan peninggalan sejarah dan mengambil pelajaran bagi masa kini.

Menparekraf Sandiaga tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk mengunjungi Masjid Raya Sultan Riau bersama dengan Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad dan Walikota Tanjung Pinang, Rahma. Sambutan masyarakat juga sangat meriah dan memberikan apresiasi yang luar biasa terhadap ajang ADWI 2023.

“Saya akan dorong terus dan karena sudah menjadi bagian dari ADWI. Ini menjadi kewajiban pemerintah pusat juga untuk bersama-sama berkolaborasi. Dan juga nanti kita akan tambahkan dunia usaha yang kita akan undang untuk ikut membangun kebersamaan di Desa Wisata Pulau Penyengat ini,” kata Sandiaga.

“Karena target kita adalah penciptaan 4,4 juta lapangan kerja baru dan disini (Pulau Penyengat) 2.400 masyarakatnya kita harapkan bisa meningkat kesejahteraannya,” katanya.

Resmi! Raja Charles III Dinobatkan Menjadi Raja Inggris

, RETENSI.ID baru saja resmi dinobatkan sebagai Raja Inggris menggantikan mendiang II. Penobatan Raja III digelar di Westminster Abbey pada hari Sabtu (06/05/23) waktu setempat.

“Saya, Charles, dengan sungguh-sungguh dan tulus di kehadiran Tuhan mengaku, bersaksi, dan menyatakan bahwa saya adalah seorang Protestan yang setia dan bahwa saya akan menjunjung tinggi dan mempertahankan undang-undang yang berlaku dengan kekuatan terbaik saya,” ucap sumpah Raja Charles III.

Raja Charles III yang sudah berusia 74 tahun itu resmi dinobatkan menjadi raja dengan mengikuti tradisi panjang yang telah dilakukan oleh Inggris sejak lebih dari 900 tahun. Pada penobatan resmi tersebut, istri Raja Charles III yakni Camilla juga turut dinobatkan sebagai permaisuri.

Charles III secara otomatis menjadi raja saat mendiang ibunya yang telah memimpin Kerajaan Inggris selama 70 tahun, Ratu Elizabeth II, wafat pada 8 September 2022 lalu. Selain menjadi penguasa Inggris, Raja Charles III juga akan mengambil alih peran ibunya sebagai kepala negara dari 14 negara persemakmuran di bawah kuasa Inggris.