Jakarta, Retensi.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) ditemui oleh Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada Senin (5/9/2022) di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat.
Pertemuan dengan Presiden Joko Widodo tersebut merupakan yang pertama kali dilakukan sejak pada Juni lalu Marcos Jr dilantik sebagai Presiden Filipina.
Indonesia juga dijadikan sebagai tujuan kunjungan dinasnya yang pertama oleh Presiden Marcos Jr.
Marcos Jr mengungkapkan bahwa Indonesia dan Filipina dekat karena berbagai hal, salah satunya yaitu budaya dan etnis. Hal tersebut diharapkan Marcos Jr dapat menjadikan kemitraan yang selalu diperkuat dalam menghadapi situasi ekonomi pasca-pandemi.
Pembahasan dan perkuatan sejumlah kerja sama aktif dan multifaset, serta pertukaran pandangan terkait isu yang berpengaruh terhadap kawasan dan dunia akan dilakukan oleh Jokowi dan Marcos Jr. Hal tersebut melingkup di bidang pertanian, maritim, perbatasan, ekonomi, pertahanan, hingga kerja sama people to people.
Penandatanganan sejumlah kesepakatan dalam bidang pertahanan dan budaya akan disaksikan oleh kedua kepala negara tersebut. Pemetaan prioritas bilateral antara Indonesia dan Filipina juga akan dilakukan melalui rencana aksi yang komprehensif.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyampaikan bahwa kerjasama yang lebih banyak khususnya di bidang digital dan telekomunikasi antar negara akan tercipta dari kunjungan Marcos Js ke RI.
Hal tersebut dilakukan karena kondisi geografis Filipina dan Indonesia di sektor ICT yang hampir serupa yaitu sebagai negara kepulauan.
Johnny mengatakan bahwa salah satu kemungkinan kerja sama tersebut merupakan pemanfaatan satelit Indonesia untuk Filipina yang sedang disusun di level perusahaan telekomunikasi antar kedua negara.
Tahun depan akan diluncurkan dua High Throughput Satellite (HTS), dengan kapasitas 300 Giga byte per second yang sebagian memiliki potensi untuk digunakan oleh Filipina.
Marcos Jr akan berada di Indonesia hingga Selasa (6/9/2022). Setelahnya, rombongan Marcos Jr akan menuju Singapura pada 6 dan 7 September atas undangan Presiden Halimah Yacob.
