Jakarta, Retensi.id – Ayman al-Zawahiri pemimpin Al Qaeda tewas pada Senin (1/8/2022) akibat serangan rudal AS akhir pekan lalu. Serangan AS itu dikutuk oleh Taliban.
Ayman al-Zawahiri merupakan salah satu teroris yang paling dicari di dunia. Ia merupakan pemimpin Al Qaeda dimana merupakan kelompok teroris yang ditakuti. Usai terjadinya serangan mengerikan pada 11 September 2001 di Amerika, muncul kelompok-kelompok afiliasi ini di seluruh dunia.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih pada Senin (1/8/2022) sore mengumumkan bahwa al-Zawahiri telah tewas dan kini tidak menjadi ancaman lagi.
“Keadilan telah ditegakkan, dan pemimpin teroris ini tidak ada lagi. Orang-orang di seluruh dunia tidak perlu takut lagi pada pembunuh yang kejam dan tanpa henti itu. Amerika Serikat terus menunjukkan tekad dan kapasitas untuk membela rakyat Amerika melawan mereka yang berusaha untuk menyakiti kami. Kami memperjelas lagi malam ini: bahwa tidak peduli berapa lama, di mana pun Anda bersembunyi, jika Anda merupakan ancaman bagi rakyat kami, Amerika Serikat akan menemukan Anda dan membawa Anda keluar (dari persembunyian).”
Taliban Kutuk Serangan AS
AS menjatuhkan rudal pada Minggu (31/7/2022) pagi waktu setempat. Akibatnya al-Zawahiri tewas di Kabul.
Keadaan tersebut menimbulkan pemerintah Taliban marah. Kurang dari setahun yang lalu Taliban mengambil alih kendali Afghanistan, menyusul penarikan pasukan AS dan NATO setelah dua dekade di Afghanistan.
Sebuah rumah di Kabul menjadi target serangan AS, tanpa memberi tahu Taliban sebelum serangan. Mereka melakukannya dengan pesawat nirawak tanpa personel di darat.
Para pejabat Gedung Putih juga menyampaikan bahwa pasti hanyalah al-Zawahiri yang terbunuh.
Zabihullah Mujahid juru bicara Taliban mengutuk tindakan itu sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap prinsip-prinsip internasional dan perjanjian Doha”. Hal itu lantaran pada tahun 2020 telah dilakukan perundingan antara para pemimpin Taliban dan para pemimpin AS dan Barat di Qatar terkait rencana penarikan pasukan AS dan sekutu pada tahun berikutnya.
Mujahid mengatakan, “Emirat Islam Afghanistan mengutuk keras serangan dengan dalih apa pun.”