tragedi kanjuruhan

Terungkap Tersangka Tragedi Kanjuruhan!

Jakarta, Retensi.id – Tragedi Stadion Kanjuruhan yang terjadi di Kabupaten Malang, Jawa Timur pada 1 Oktober 2022 kemarin masih menjadi perhatian publik. Insiden tersebut membawa dampat yang sangat besar. Kini 6 tersangka

Sepekan Lebih Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan, Sisakan Mata Merah Para Korban

Jakarta, Retensi.id yang telah sepekan lebih berlangsung, masih menyisakan luka yang belum pulih pada sejumlah korban. Mata merah diderita oleh para korban selamat.

Mata yang memerah karena terkena percikan gas air mata diderita oleh Raffi Atha Dziaulhamdi (14). Raffi bersama saudara dan teman-temannya turut menyaksikan laga FC melawan pada Sabtu (1/10/2022) malam itu, Mereka duduk di Tribun 10 atau di sebelah selatan.

Sekitar 15 menit usai peluit tanda berakhirnya babak kedua, Raffi kemudian turun. Saat tengah berjalan turun dari tribun, Raffi mengaku bahwa terpapar kepulan asap gas air mata dari aparat.

Raffi kemudian menyelamatkan diri melalui pintu keluar di Tribun 12. Akan tetapi, karena berdesak-desakan ia kesulitan bernapas dan akhirnya pingsan selama kurang lebih 2 jam.

Ayah Raffi, Sutrisno (45) mengungkapkan dirinya kesulitan menebus obat untuk anaknya tersebut. Saat itu, Raffi dibuatkan resep untuk membeli 5 jenis obat. Tapi, 3 jenis obat tidak ada. Terlebih Sutrisno tidak memiliki uang cukup dan harus berdebat dengan kasir apotik RSSA. Akhirnya, Sutrisno meminta agar anaknya dirujuk ke RS Hermina.

Selain itu, Kevia Naswa juga mengalami nasib serupa. Mahasiswi Widyagama ini juga masih merah matanya saat ditemui kemarin.

Kevia Naswa Korban Tragedi Kanjuruhan
Kevia Naswa, korban tragedi kanjuruhan malang yang matanya masih merah setelah terkena gas air mata.

Kevia tidak menyangka bahwa kedatangannya bersama teman-temannya di Stadion Kanjuruhan justru menjadi petaka, berakhir dengan tragedi yang merenggut 132 nyawa.

Saat kejadian tersebut, Kevia berlarian untuk menghindari gas air mata yang ditembakkan di tribun 12 dan 13. Meskipun ia berada di tribun 14 yang jaraknya jauh, namun asapnya yang terbawa angin terasa perih di matanya dan sesak nafas.

Kevia juga mengaku sempat tidak mampu melihat apapun. Sempat khawatir jikalau mengalami kebutaan, namun dirinya bersyukur masih bisa melihat meskipun matanya memerah.

Tidak hanya matanya yang merah, Kevia juga mengatakan saat ini di wajahnya muncul bintik-bintik mirip pasir dan flek di wajah bagian kanan. Bagian wajahnya itu menurutnya juga terkena terpaan asap gas air mata.

Sementara Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Rhenald Kasali menyatakan korban gas air mata di Stadion Kanjuruhan membutuhkan waktu sebulan hingga sembuh seperti sediakala terutama di bagian mata.

Update Terkini Total Korban Tragedi Kanjuruhan 12 Oktober 2022: 737 Orang

, Retensi.id – Total korban kini menjadi 737 orang per 12 Oktober 2022. Dimana data itu termasuk 579 korban luka ringan, 26 luka berat, 132 meninggal dan 12 orang masih menjalani perawatan di RS.

“Update terkini data korban Kanjuruhan hari ini, total 737 orang. Rinciannya, 579 luka ringan-sedang, 26 luka berat, 132 meninggal dan 26 luka berat, dan 12 orang masih dirawat di rumah sakit,” terang Kepala Dinas Kesehatan Kab drg Wiyanto Wijoyo kepada wartawan di kantornya, Rabu (12/10/2022).

Sementara itu 12 korban menjalani perawatan di tiga rumah sakit. Yakni tiga orang di RSUD Kanjuruhan, 9 orang di RS dr Syaiful Anwar, serta 2 orang di RSUD Lawang.

1. RSUD Kanjuruhan : luka ringan dan sedang 148 korban, 5 luka berat, 3 dirawat, 21 meninggal
2. RSI Gondanglegi : 27 luka ringan, 4 meninggal
3. RS Hasta Brata Kota Batu : 16 luka ringan, 2 meninggal
4. RSSA : 59 luka ringan, 19 luka berat, 21 meninggal, 9 dirawat
5. RSU Wajak Husada : 7 luka ringan
6. RS Mitra Delima : 4 luka ringan
7. RS Wava Husada : 52 luka ringan, 53 meninggal
8. Klinik Tejahusada : 4 luka ringan, 13 meninggal
9. RS Ben Mari : 4 luka ringan, 1 meninggal
10. RS Sumber Sentosa : 2 luka ringan
11. RS UMM : 11 luka ringan, 1 dirawat
12. RS Prima Husada : 5 luka sedang
13. RS Salsabila : 9 luka ringan, 1 meninggal
14. RS Pindad : 6 luka ringan
15. RSUD Lawang : 7 luka sedang, dua dirawat
16. RST Soepraoen : 17 luka sedang, 1 meninggal
17. RS Hasta Husada : 33 luka sedang, 3 meninggal
18. RS Bokor Turen : 2 luka sedang
19. RS Panti Nirmala : 10 luka sedang
20. RS Aisyiyah : 6 luka sedang, 1 luka berat, 2 dirawat
21. RS Hermina : 6 luka sedang, 3 dirawat
22. RS Lavallete : 9 luka sedang
23. RSI UNISMA: 15 luka ringan. 24. RSUD Kota Malang : 17 luka ringan dan sedang
25. RS Panti Waluya Sawahan : 4 luka ringan sedang
26. Meninggal dunia non rumah sakit : 12 orang
27. Puskesmas kepanjen : 15 luka ringan
28. Puskesmas kromengan : 4 luka ringan
29. Puskesmas sumberpucung : 13 luka ringan
30. Klinik Modern Poncokusumo : 1 luka ringan
31. Puskesmas Wagir : 2 luka ringan
32. Klinik Basmalah Medika : 2 luka ringan
33. Klinik Nevida Husada : 4 luka ringan
34. Puskesmas Ardimulyo : 1 luka ringan
35. Puskesmas Pamotan : 3 luka ringan
36. Puskesmas Pakisaji : 15 luka ringan
37. Puskesmas Ampelgading : 2 luka ringan
38. Puskesmas Pakis : 10 luka ringan
39. Puskesmas Tumpang : 7 luka ringan
40. Puskesmas Kalipare : 10 luka ringan
41. Klinik Sehat Sejahtera : 2 luka ringan
42. Cahaya Husada : 1 luka ringan
43. RS Persada Hospital : 1 luka ringan

Terungkap Tersangka Tragedi Kanjuruhan!

Jakarta, Retensi.id – Tragedi Stadion Kanjuruhan yang terjadi di Kabupaten , Jawa Timur pada 1 Oktober 2022 kemarin masih menjadi perhatian publik. Insiden tersebut membawa dampat yang sangat besar. Kini 6 tersangka telah ditetapkan.

mengakibatkan 131 orang dilaporkan meninggal dunia dan ratusan korban lainnya mengalami luka-luka.

Pihak-pihak di lur stakeholder pun turun tangan saling bahu-membahu menemukan fakta, memproses, hingga mengambil tindakan.

Enam telah ditetapkan oleh Polri. Pada konferensi pers Kamis (6/10/2022) malam, salah satu tersangkanya adalah AHL selaku direktur utama PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Kapolri Listyo Sigit mengungkapan bahwa AHL ditetapkan sebagai tersangka Tragedi Kanjuruhan karena diduga melanggar pasal 359 dan 360 KUHP tentang menyebabkan orang mati dan luka-luka berat karena kealpaan, serta pasal 103 ayat 1 juncto pasal 52 tahun 2022 tentang keolahragaan. Dalam hal ini, AHL disebut tidak melakukan verifikasi terbaru terhadap Stadion Kanjuruhan.

PT LIB diketahui terakhir kali melakukan verifikasi yaitu pada tahun 2020. Saat itu terdapat masalah keselamatan penonton sehinggga beberapa catatan harus dipenuhi. Namun saat itu PT LIB disebut mengeluarkan hasil verifikasi dengan tanpa adanya perbaikan.

Tuduhan pelanggaran serupa juga ditujukan kepada AH selaku ketua panitia pelaksana (panpel) pertandingan FC. AH disebut tidak membuat peraturan keselamatan dan keamanan, bahkan disebut mengabaikan keamanan dengan menjual 42.000 tiket alias melebihi kapasitas Stadion Kanjuruhan (38.000 penonton).

Berikut daftar enam tersangka Tragedi Kanjuruhan:

1. Direktur Utama PT LIB, AHL

2. Ketua Panitia Pelaksana (Panpel), AH

3. Security Officer, SS

4. Kabagops Polres Malang, WSS

5. Deputi Danki 3 Brimob Polda Jatim, H

6. Samaptha Polres Malang, BSA

Gas Air Mata Jadi Penyebab Awal Tragedi Kanjuruhan, Usai Laga Arema FC VS Persebaya

Jakarta, Retensi.id – Duel lanjutan Liga 1 2022/2023 antara Arema FC vs Surabaya berakhir dengan kerusuhan suporter. Ratusan jiwa tewas akibat insiden ini yang diduga berawal dari tembakan gas air mata.

Insiden tragis ini terjadi di Stadion Kanjuruhan, pada Sabtu (1/10/202) malam, usai FC selaku tuan kalah dari Persebaya dengan skor 2-3.

, sebutan untuk pendukung Arema, merasakan kekecewaan dan turun ke lapangan untuk melampiaskannya. Petugas kepolisian yang mencoba melerai bahkan sampai terlibat bentrok dengan para suporter.

Celakanya, pihak kepolisian menembakan gas air mata ke salah satu tribun penonton. Hal ini diduga sebagai awal tragedi di Kanjuruhan.

Akibatnya, para suporter mencoba keluar dari stadion untuk menyelamatan diri. Namun di pintu keluar terjadi penumpukan sehingga banyak orang yang terinjak-injak bahkan kehabisan napas dan meninggal dunia.

Hingga saat ini telah terkonfirmasi setidaknya ada 129 korban meninggal dunia, 34 diantaranya tewas di stadion dan terdapat pula 2 korban petugas kepolisian. Selebihnya meninggal dunia dalam perjalanan atau saat di rumah sakit.

ini mendapat sorotan dari berbagai pihak, termasuk Pentolan Bonek Mania, Andie Peci.

Andie memberikan kritik kepada PT LIB dalam pemilihan waktu bermain pertandingan yang diselenggarakan mulai pukul 20.00 WIB.

Imbas tragedi ini, PT LIB resmi menyampaikan pernyataan tentang penghentian sementara kompetisi Liga 1 selama sepekan. Andie mengkritisi laga yang besar dan sarat rivalitas tersebut tetap digelar pada malam hari.

“Sudah tahu pertandingan besar dengan tensi yang sangat tinggi. Masih saja digelar pada malam hari,” tulis Andie Peci di Twitter pribadinya. “Sudah pernah kusampaikan itu ke perwakilanmu yang datang menemui kami di Surabaya,” lanjutnya.

Sebagai informasi, PT LIB bersama perwakilan suporter dan pihak manajemen masing-masing klub sudah pernah berkumpul sebelum digelarnya laga ini. Aturan menjelang laga termasuk waktu pertandingan telah dibahas.

Pihak Panitia Pelaksana Arema FC sudah menyarankan laga untuk dimajukan menjadi pukul 15.30 WIB. Namun saran itu ditolak dan penyelenggara tetap ingin menggelar laga pada malam hari.