taman nasional

3 Tempat Pusat Keselamatan Hewan Liar, Di Mana Hewan Tercanam Punah Bertahan

JAKARTA, RETENSI.ID – Dalam dunia yang semakin berkembang ini, liar di alam sering kali menghadapi tantangan besar untuk bertahan hidup. Namun, manusia yang peduli akan kehadiran mereka membuat beberapa tempat di dunia yang didedikasikan untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan hewan liar. Berikut adalah tiga tempat pusat keselamatan hewan liar yang terkenal di dunia.

1. Serengeti, Tanzania
Terkenal sebagai salah satu tempat terbaik untuk melihat besar-besaran hewan liar di dunia, Serengeti adalah rumah bagi berbagai satwa liar, termasuk singa, gajah, zebra, dan banyak lagi. Tempat ini tidak hanya berfungsi untuk menjaga kelestarian satwa liar, tetapi juga menyediakan bagi masyarakat setempat dan pengunjung tentang pentingnya konservasi alam dan binatang.

2. The David Sheldrick Wildlife Trust, Kenya
Pusat keselamatan hewan ini berfokus pada penyelamatan dan rehabilitasi gajah muda yang hidup sendiri akibat pemburuan yang dilakukan secara ilegal. Mereka memberikan dan kesejahteraan bagi gajah-gajah muda yang rentan, dengan tujuan melepaskannya kembali ke alam liar ketika mereka sudah siap.

3. Raptor Center, University of Minnesota, Amerika Serikat
Raptor Center adalah salah satu pusat rehabilitasi terbesar di dunia yang berfokus pada keselamatan burung pemangsa, seperti elang, burung hantu, dan burung lainnya. Mereka menyediakan perawatan dan rehabilitasi untuk hewan yang cedera atau terancam punah dan membuat mereka kembali terbang bebas di alam liar.

Menparekraf: Okupansi Hotel di Bromo Menurun Dampak Kebakaran

/

KARANGANYAR, RETENSI.ID – Menteri Pariwisata dan /Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (/Kabaparekraf) Salahuddin Uno mengatakan dampak atas kebakaran yang terjadi di kawasan , Jawa Timur, berdampak besar terhadap keberlangsungan industri pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan tersebut.

Menparekraf Sandiaga usai menghadiri kegiatan KaTa Kreatif di Kabupaten Karanganyar, Kamis (14/9/2023), mengatakan dampak yang terjadi atas kebakaran tersebut tidak hanya dampak lingkungan tapi juga pariwisata.

“Apa yang terjadi di Bromo sangat kita sayangkan, prihatin, karena dampaknya sangat besar. Hotel-hotel di Bromo sekarang tingkat okupansinya di bawah 50 persen karena (dampak) kebakaran hutan,” kata Menparekraf Sandiaga.

Atas kejadian ini, Menparekraf Sandiaga mendorong untuk dilakukannya kajian secara menyeluruh terkait aspek CHSE (cleanliness, health, safety and environmental sustainability) di seluruh juga destinasi wisata berbasis alam lainnya.

“Dilakukan kajian agar aspek-aspek keselamatan yang fokus pada pariwisata berkualitas dan berkelanjutan dapat berjalan dengan baik,” ujar Sandiaga.

Kebakaran hutan dan lahan terjadi di kawasan wisata Gunung Bromo tepatnya di area Bukit . Api diduga berasal dari flare yang dinyalakan pengunjung saat mereka melakukan sesi foto pre-wedding, pada Rabu (6/9).

Akibat hal tersebut kebakaran meluas dan diperkirakan mencapai 500 hektare. Saat ini pihak kepolisian telah melakukan penyidikan dan telah menetapkan satu orang tersangka.

Terkait hal ini, Menparekraf Sandiaga mendukung penuh upaya penegakan hukum dari pihak kepolisian.

“Sudah diproses hukum dan ada pembelajaran, pembinaan. Kalau ada pengulangan harus ada efek jera. Jadi hukum harus mampu memberikan rasa keadilan karena banyak masyarakat yang terdampak jadi kehilangan lapangan pekerjaan pendapatan akibat ulah dan kecerobohan pelaku,” ujar Sandiaga.