printing

Menparekraf Ditantang Pelaku Ekraf Serang Buat Batik Ecoprint Teknik Shibori

/

SERANG, RETENSI.ID – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Salahuddin Uno ditantang untuk membuat batik ecoprint dengan teknik oleh para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) di Serang, Banten.

Menparekraf Sandiaga bersama Pj Banten Al Muktabar ditantang pemilik usaha batik ecoprint Cahaya Cinta Carenang Vina untuk mencoba langsung proses batik ecoprint dengan teknik shibori.

“Ini sebagai salah satu inovasi bagi pelaku , dan cara ini juga sebagai upaya memuliakan lingkungan dan kelestarian alam,” kata Menparekraf Sandiaga Uno saat kegiatan Workshop Peningkatan Inovasi dan Kewirausahaan Kabupaten/Kota Kreatif (KaTa Kreatif) di Plaza Aspirasi, Serang, Banten, Sabtu (19/8/2023).

Indonesia memiliki beraneka ragam batik yang tersebar di berbagai daerah yang setiap daerahnya memiliki motif atau ciri khas serta makna yang berbeda-beda. Selain itu, ada beragam jenis teknik dalam pembuatan batik, seperti teknik canting tulis, teknik , teknik colet, dan teknik celup ikat atau jumputan.

Vina owner dari Cahaya Cinta Carenang menjelaskan produk yang ia buat adalah inovasi dari produk batik ecoprint yang dikombinasikan dengan teknik shibori (teknik melipat dan pengikatan serta pewarnaan), yang membuat produk ini berbeda dari ecoprint biasanya. Teknik pewarnaan dengan cara diikat dan dicelup dalam larutan pewarna. Dalam pembuatan shibori bahan yang digunakan adalah putih katun, , dan pewarna kain.

“Pewarnanya dari kunyit untuk warna kuning, secang untuk warna orange, teger untuk warna cokelat, indigo untuk warna biru, dan daun jati untuk ungu,” ujarnya.

Selain itu usaha yang dirintis Vina, sudah mengurangi penggunaan plastik, kecuali untuk pembelian melalui platform online untuk . Bagi konsumen yang membeli langsung diberikan kemasan khusus yang ramah lingkungan.

“Untuk bahan ecoprint tersebut harganya Rp200 ribu dan bisa dipakai untuk pakaian, kain, dan jilbab,” katanya.