Halodoc

Startup Kesehatan Halodoc PHK Karyawan, Ini Alasannya

Perubahan cara masyarakat dalam berobat dari daring (online) menjadi luring (offline) dinilai turut berdampak pada bisnis startup di sektor kesehatan seperti Halodoc. Mereka lebih percaya pengobatan tatap muka langsung dibandingkan dengan telemedisin.

Startup Kesehatan Halodoc PHK Karyawan, Ini Alasannya

Perubahan cara masyarakat dalam berobat dari daring (online) menjadi luring (offline) dinilai turut berdampak pada bisnis di sektor seperti . Mereka lebih percaya pengobatan tatap muka langsung dibandingkan dengan telemedisin.

Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda mengatakan saat ini telah terjadi pergeseran kembali dalam berobat dari online ke offline, yang berdampak pada bisnis perusahaan teknologi di bidang kesehatan (healtech).

Selain karena melonggarnya pergerakan masyarakat karena pandemi Covid-19 berakhir, pergeseran juga berkaitan dengan kepercayaan masyarakat yang lebih nyaman untuk berobat secara offline dibandingkan dengan online.

“Bagaimanapun juga untuk pemeriksaan sudah pasti offline lebih memberikan satu ketenangan bagi pasiennya. Begitu juga dengan proses penebusan obat yang sekaligus pemeriksaan secara offline,” ujar Huda.

Dia menambahkan kondisi ini membuat permintaan terhadap startup kesehatan berkurang. Mereka kesulitan untuk menaikkan permintaan kendati telah mendapat pendanaan.

“Pendanaan itu lebih membantu di sisi persaingan. Saya yakin di semua startup digital sektor kesehatan mengalami masalah serupa, padahal ya Halodoc merupakan soonicorn,” kata Huda.

Sebelumnya, Halodoc, startup yang bergerak di sektor kesehatan, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan untuk jumlah yang tak disebutkan. Ironisnya, PHK dilakukan 4 bulan setelah mendapat pendanaan Seri DI $100 juta atau Rp1,5 triliun dari Astra.

VP Government Relations & Corporate Affairs Halodoc Adeline Hindarto mengatakan perubahan besar dalam situasi makro ekonomi, politik dan geopolitik secara global maupun domestik saat ini mengharuskan seluruh pelaku bisnis untuk terus beradaptasi, dan mengevaluasi strategi bisnis secara berkala.

Perusahaan, lanjutnya, juga harus bertransformasi demi memastikan strategi terbaik untuk menghadapi dinamika industri, termasuk melakukan reorganisasi.

“Langkah ini pastinya bukan keputusan yang mudah, namun perlu kami lakukan untuk memastikan perusahaan tetap dapat bertumbuh secara berkelanjutan. Dalam prosesnya, pemenuhan hak-hak karyawan sesuai peraturan dan hukum yang berlaku merupakan prioritas utama kami,” kata Adelin.