distribusi

Menparekraf: Cipta Lapangan Kerja dan Pangan Terjangkau Jadi Rumusan Indonesia Emas 2045

/

JAKARTA, RETENSI.ID – Menteri Pariwisata dan Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebutkan bahwa penciptaan lapangan kerja dan harga bahan pokok yang terjangkau oleh seluruh menjadi rumusan atau landasan yang harus segera diatasi guna mencapai Indonesia Emas 2045.

Hal tersebut disampaikan Menparekraf Sandiaga, saat menghadiri acara Blue Ocean Strategy Fellowship yang berlangsung di The Atrium Sampoerna Strategic Square, Jakarta, Kamis (12/10/2023).

“Saya mendapatkan masukan yang sudah melalui riset dalam beberapa penelitian kuantitatif. Dan ternyata memang pemikiran ekonomi kita yang dibutuhkan sekarang adalah ekonomi yang riil. Yaitu yang sehari-hari dibutuhkan masyarakat. Apa itu? Lapangan kerja dan harga bahan pokok yang terjangkau. Ini yang selalu menjadi keluhan dan dari visi saya untuk mencapai Indonesia Emas 2045 yakni kerja mudah, harga murah,” kata Sandiaga.

Menparekraf Sandiaga juga senantiasa menyatakan komitmennya dalam membangun dan mengembangkan ekonomi hijau. Menurut dia, ekonomi hijau merupakan ekonomi yang memberdayakan UMKM dengan kewirausahaan. Karena 97 persen penciptaan lapangan kerja dihasilkan oleh UMKM.

“Kita harus betul-betul menghadirkan pertumbuhan yang secara langsung dinikmati oleh masyarakat. Together we can make this vision a reality,” kata Sandi.

Di samping itu, Menparekraf Sandiaga menyampaikan bahwa penetapan Merauke sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Food Estate sejalan dengan visinya dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Menurutnya, Indonesia kaya akan potensi bahan pangan dan dikaruniai tanah yang subur.

“Dan sekarang yang harus dilakukan selain memastikan ketersediaan adalah menjamin lancarnya rantai , sehingga harga-harga bahan pokok bisa terjangkau untuk masyarakat. Kita harus pantau betul-betul agar ini ke depan bisa memberikan solusi kepada kedaulatan pangan,” katanya.

Wamendag: Permintaan Tinggi dan Distribusi Penyebab Harga Telur Tinggi

Jakarta, Retensi.id – Harga telur disebut melambung tinggi oleh Wakil Perdagangan Jerry Sambuaga lantaran tinggi dan .

Upaya pengecekan stok ke lapangan (pasar) dan berbincang dengan para pedagang terkait harga telur rutin dilakukan oleh untuk mencari solusi.

Jerry Sambuaga pada Sabtu (27/8/2022) mengungkapkan bahwa penyebab harga tersebut tinggi yaitu demand tinggi dan distribusinya,

Alasan terkait permintaan yang tinggi saat ini serta masalah distribusi yang dihadapi tidak dirinci lebih jelas.

Jerry hanya menjelaskan bahwa komunikasi dengan pedagang dan berbagai asosiasi terus dilakukan agar menemukan solusi. Harapannya dalam waktu dekat ini ada normalisasi penurunan harga telur.

Stok tetap dipastikan aman dan tidak ada masalah. Saat permintaan sedang tinggi-tingginya sekarang memang distribusinya yang sedikit terganggu.

Sebagai informasi, harga telur di pasaran saat ini tembus hingga lebih dari Rp30 ribu per kilogram. Harga tersebut disebut oleh asosiasi peternak sebagai harga tertinggi dalam 5 tahun terakhir ini.

Sedangkan harga bahan pokok lain masih stabil, seperti yang menjadi polemik sebelumnya yaitu minyak goreng. Saat ini minyak goreng mengalami penurunan harga bahkan di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET).

Selain minyak goreng, harga ayam, daging, bawang, cabai juga telah di bawah HET.

Ketua Presidium Pinsar Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso sebelumnya menduga bahwa harga telur ayam naik disebabkan oleh program bantuan sosial (bansos) yang berbentuk bagi-bagi bahan pokok tersebut. Program tersebut berasal dari Kementerian Sosial (Kemensos).

Kenaikan harga telur juga disebut naik lantaran naiknya harga pakan ayam akibat perang Rusia-Ukraina.

Harga pakan sebelum perang Rusia-Ukraina yaitu Rp6.250 per kg, saat ini menjadi Rp7.600 per kg.

Harga telur juga disebabkan karena faktor cuaca. Banyak ayam sakit hingga menurunnya produksi telur selama musim pancaroba beberapa waktu lalu.