JAKARTA, RETENSI.ID – Influencer sekaligus pendiri startup Ternak Uang Raymond Chin mengungkapkan sulitnya membangun startup. Bahkan ia harus melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK dan mengembalikan uang investor.
Raymond menceritakan perjalanan awal startup Ternak Uang yang berencana membuat platform social investing. Perusahaan rintisan ini menyasar pasar milenial dan Gen Z.
Ternak Uang mengumumkan investasi tujuh digit dalam dolar AS pada Februari 2022. Ini berasal dari Patrick Walujo, Kinesys Group, dan Alto Partners.
Dalam unggahan video di akun Youtubenya, Raymond bercerita soal perjalanan Ternak Uang. Berencana untuk profit, platform social investing berharap dapat bekerja sama dengan perusahaan sekuritas. Namun rencana tersebut batal. Alasannya karena tech winter yang menghantam keras industri sejak beberapa waktu lalu.
“Joint venture-nya enggak jadi. Enggak nyalahin orang lain, harusnya gue lebih pakemin hitam di atas putih. Lebih set ekspektasi kalau deal bisa enggak jadi,” kata Raymond.
Ternak Uang berusaha untuk memperbaiki keadaan. Salah satunya dengan mengembalikan mayoritas investasi yang telah diterimanya. Menurutnya opsi pengembalian itu juga jauh lebih baik. Sebab ada juga startup yang menghabiskan uang investor bahkan harus membebankan hutang kepada mereka.
Anggaran operasional khususnya untuk menggaji karyawan saat itu Rp 1 miliar per bulan. “Kami overhiring dan overspending dengan asumsi industri bakal tumbuh signifikan secara permanen,” kata dia.
Selain itu, startup Ternak Uang melakukan PHK. Jumlah karyawan yang sebelumnya ratusan pun turun menjadi sekitar 20 – 30.