Astra dan WeLab Luncurkan Bank Saqu, Inovasi Layanan Perbankan Digital

Shaskya Dwi

BAGIKAN

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on telegram
Share on whatsapp

Astra dan WeLab Luncurkan Bank Saqu, Inovasi Layanan Perbankan Digital

Shaskya Dwi

Bagikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on telegram
Share on whatsapp
Peluncuran Bank Saqu

JAKARTA, RETENSI.ID – PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yang dimiliki oleh Financial dan WeLab melalui WeLab Sky, resmi meluncurkan Bank Saqu pada Senin (20/11). Sebuah inovasi pada layanan perbankan digital ini targetnya generasi muda, , pengusaha ritel, dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah ().

Dalam peluncuran, Bank Saqu menghadirkan produk yang intuitif dan serbaguna yang dapat disesuaikan hingga 20 kantong (saku), yang diharapkan membantu nasabah mengatur penghasilan serta berbagai keperluan.

Direktur Astra sekaligus Director-in-Charge Astra Financial, Suparno Djasmin mengatakan kehadiran Bank Saqu menjadi wujud aspirasi untuk menyediakan jasa layanan keuangan prima dan terdepan, khususnya bagi segmen ritel dan UMKM dan turut serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Bank Saqu akan mendukung, melengkapi dan memperkuat ekosistem jasa keuangan Grup Astra, serta mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia,” kata Suparno.

Suparno menjelaskan bahwa setiap bisnis baru dalam Grup Astra diharapkan memberikan kontribusi terbaik kepada seluruh pemangku kepentingan. Di samping itu setiap langkah unit bisnis tersebut selalu diarahkan sesuai dengan cita-cita Astra, yaitu sejahtera bersama bangsa.

“Di lingkup Astra Financial kami ingin kehadiran Bank Saqu dapat menjadi mitra keuangan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ujarnya

Adapun, Founder dan Group CEO WeLab Simon Loong, mengatakan pihaknya sangat antusias menyaksikan peluncuran Bank Saqu, layanan perbankan digital kedua WeLab di Asia.
“Kehadiran Bank Saqu sejalan dengan fokus strategis untuk memperluas kehadiran kami dan menyediakan layanan keuangan berbasis teknologi, dimulai di Hong Kong, dan kini di Indonesia.” ungkapnya

Simon Loong menambahkan bahwa pengembangan sistem bank dengan layanan digital ini memakan waktu luar biasa cepat yaitu hanya enam bulan, dibandingkan 18-24 bulan bagi layanan serupa.

Baca berita RetensiID lainnya di: Google News