Startup jual beli mobil bekas, Carsome, dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawan di Asia Tenggara. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi biaya agar mencapai profitabilitas menjelang kemungkinan initial public offering (IPO).
Adapun, karyawan yang terdampak berasal dari beberapa negara operasional perusahaan di Asia Tenggara. Sumber anonim Bloomberg menyebut karyawan di Indonesia dan Thailand yang paling banyak terdampak langkah ini. “Kami tetap berkomitmen untuk berinvestasi di semua pasar kami dan mempercepat pertumbuhan profit pada 2024,” ucap CEO Carsome, Eric Cheng dalam keterangan resminya.
Perusahaan startup asal Malaysia ini memiliki sekitar 4.000 karyawan. Pada 2022 diketahui sempat menunda rencana pencatatan ganda atau dual listing plan di Singapura dan Amerika Serikat (AS) karena khawatir memburuknya kondisi makroekonomi dapat mengurangi valuasi Carsome.
Carsome mengumpulkan dana sebesar US$ 290 juta awal tahun 2022 dengan penilaian sebesar US$ 1,7 miliar dalam putaran seri E. Putaran pendanaan itu dipimpin sejumlah investor, yang meliputi Qatar Investment Authority (QIA), 65 Equity Partners, dan Seatown Private Capital Master Fund.
Pada bulan Juli, CEO Carsome Eric Cheng mengatakan, perusahaan memperkirakan akan mencapai titik impas tahun ini dan akan mencapai profitabilitas setahun penuh pertamanya pada tahun 2024. Carsome yang didirikan pada tahun 2015 ini telah berekspansi ke Indonesia, Thailand, dan Singapura.
Berdasarkan laman resminya, Carsome bekerja sama dengan lebih dari 13.000 dealer dan menjual lebih dari 150.000 mobil tahun lalu.