Jakarta, Retensi.id – Kepala Badan Pangan Nasional (BPN) Arief Prasetyo Adi ungkapkan target capaian produksi beras mencapai 9 juta ton.
Produksi beras selama panen raya pada Maret hingga Mei bisa mencapai 9 juta ton. Sedangkan penyerapan dalam negeri bisa mencapai 1,7 juta ton selama panen raya (70 persen dari total target CBP tahun ini yaitu sebanyak 2,4 juta ton).
Sementara 30 persen akan diserap saat panen gadu, yang biasanya berlangsung setelah panen raya, dengan hasil panen cenderung lebih sedikit dibandingkan saat panen raya.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas mengungkapkan jika produksi dalam negeri tidak mencukupi atau mencapai target karena produksi yang kurang, pemerintah akan antisipasi kembali dengan mengimpor beras.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka opsi untuk kembali mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton. Opsi impor beras tersebut sudah disepakati, namun belum ditentukan kapan rencana tersebut dilakukan.
Pada Desember 2022 lalu, impor beras telah dilakukan. Kemendag memberi izin kepada Perum Bulog untuk mengimpor 500 ribu ton beras sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Seluruh beras tersebut kini sudah masuk ke Indonesia.
Meski demikian, beras disebut masih mahal. Padahal berdasarkan data, selama ini produksi beras dalam negeri mengalami surplus.
Harga pokok menjelang Ramadhan dikhawatirkan, karena beberapa harga bahan pokok yang masih tinggi, terutama beras.