SWEDIA, RETENSI.ID – Nama Rasmus Paludan menjadi sorotan akhir-akhir ini. Ia mencuat dengan aksinya membakar Al-Qur’an di Stockholm, Swedia sebagai bentuk rasisme, sara kepada negara Turki. Sosok Paludan sendiri dikenal sebagai seorang politikus beraliran sayap kanan Denmark Garis Keras yang seringkali melakukan aksi rasial provokatif terhadap suatu kaum. Pria yang kini berusia 40 tahun itu, diketahui telah mendirikan gerakan sayap kanan Denmark yang diberi nama Stram Kurs atau Garis Keras. Partai politik gebrakan Paludan ini bertujuan untuk menyuarakan agenda anti-imigran dan anti-Islam di negara Skandinavia, termasuk Swedia.
Selain menjadi aktivis rasial, Rasmus Paludan juga dikenal sebagai seorang pengacara dan YouTuber. Melalui beberapa platform ini, Paludan menyebarkan ideologinya secara blak-blakan, bahkan pernah sampai dihukum karena pernyataannya yang kontroversial.
Namun baru-baru ini nama Rasmus Paludan mencuat lagi di media sosial karena aksinya membakar Al-Quran di depan kedutaan Turki yang berada di Stockholm, Swedia pada hari Minggu (22/01/2023). Rasmus Paludan melakukan aksi pembakaran Al-Qur’an tersebut pada saat demonstrasi anti-Turki dan upaya Swedia untuk bergabung dengan NATO.
Sebelumnya diketahui bahwa Swedia ingin bergabung dengan NATO, namun keanggotaannya harus disetujui oleh negara anggota NATO lainnya, termasuk Turki. Hal ini memicu amarah kelompok partai sayap kanan Swedia yang mengungkapkan ketidak setujuannya melalui aksi demonstrasi yang berujung pada pembakaran Al-Quran tersebut.