Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Redam Inflasi, Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga untuk Pertama Kali Sejak 2018

Triya Ayu

Bagikan

Redam Inflasi, Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga untuk Pertama Kali Sejak 2018

Triya Ayu

Bagikan

bank indonesia
Suku bunga acuan dinaikkan oleh Bank Indonesia untuk pertama kalinya sejak 2018 pada Selasa (23/8/2022). Hal tersebut dilakukan sebagai upaya melawan kenaikan inflasi dan menstabilkan rupiah.
Jakarta, Retensi.id acuan dinaikkan oleh untuk pertama kalinya sejak 2018 pada Selasa (23/8/2022). Hal tersebut dilakukan sebagai upaya melawan kenaikan inflasi dan menstabilkan .

Pemulihan akibat pandemi terjadi secara stabil dan kuatnya permintaan global akan sejumlah komoditas menjadikan Indonesia untung. Pada tahun 2022 diperkirakan pertumbuhan ekonomi mendekati ujung atas yaitu mencapai 4,5 persen-5,3 persen.

Tingkat suku bunga reverse repurchase dinaikkan tujuh hari sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75 persen oleh Bank Indonesia.

Reuters melakukan survei terhadap sebagian besar analis yang memperkirakan bahwa BI akan bertahan dengan suku bunga tersebut. Namun ada 11 dari 27 ekonomi yang menyampaikan bahwa mungkin pula ada peningkatan suku bunga lagi.

Sebagai informasi, suku bunga acuan terakhir kali dinaikkan pada November 2018.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa keputusan kenaikan suku bunga dilakukan sebagai langkah pencegahan dalam memitigasi risiko kenaikan inti.

Penguatan ekonomi domestik dan untuk menstabilkan rupiah menjadi pertimbangan dalam keputusan kenaikan suku bunga. Warjiyo tidak mengatakan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.

Kenaikan harga bahan bakar bersubsidi tengah dipertimbangkan oleh pemerintah. Hal tersebut karena harga bahan bakar bersubsidi menjadi tekanan pada inflasi yang kini telah mencapai level tertinggi dalam 7 tahun. Inflasi 4,94 persen terjadi pada bulan Juli.

Warjiyo menyampaikan ukuran inflasi utama atau total tahun ini, yaitu sebesar 5,24 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya (yaitu < 5 persen) dan jauh di atas target BI (yaitu 2 persen-4 persen).

Pada akhir 2022, inflasi inti bisa mencapai 4,15 persen.

Warjiyo juga mengatakan bahwa terkait potensi kenaikan harga BBM, pembaharuan prospek inflasi akan dilakukan oleh BI sejalan dengan kebijakan subsidi pemerintah.

Baca berita RetensiID lainnya di: Google News RETENSI.ID