Jakarta, Retensi.id – Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite tetap bertahan di Rp7.650 per liter. Namun harga bisa tembus Rp17.200 per liter jika tanpa subsidi dari pemerintah.
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati pada Selasa (12/7/2022) mengungkapkan bahwa harga Pertalite telah tembus Rp17.200 per liter jika didasarkan pada rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada hari ini.
Padahal untuk setiap Pertalite yang dijual, subsidinya yaitu Rp9.950 per liter.
Sedangkan harga Pertamax saat ini yaitu Rp12.500 per liter. Hal itu menunjukkan bahwa harga Pertalite melambung jauh tinggi dibandingkan Pertamax.
Sementara untuk Solar, harga ekonominya mencapai Rp18.150 per liter dan pemerintah membayar subsidi Rp13.000 per liter. Sedangkan Solar dijual seharga Rp5.150 per liter.
Untuk kegiatan produktif seharusnya dilakukan penghematan penggunaan BBM oleh masyarakat. Saat ini beban negara besar demi menjaga daya beli masyarakat. Sedangkan subsidi diharapkan tepat sasaran sehingga bisa mendorong bergeraknya perekonomian negara.
Meningkatnya mobilitas masyarakat merupakan salah satu pemulihan ekonomi pasca pandemi. Tren penjualan BBM dan LPG pun juga turut naik.
Jika tren terus menerus meningkat dan berlanjut, diprediksi kuota yang ditetapkan Pemerintah tidak akan cukup untuk memenuhi Pertalite dan Solar.
Revisi terhadap Perpres No 191 tahun 2014 khususnya tentang kriteria kendaraan yang berhak menggunakan BBM subsidi, sedang dilakukan Pemerintah.
Selain Pemerintah, upaya untuk menjaga kuota BBM bersubsidi juga dilakukan oleh pihak PT Pertamina agar tidak melebihi kuota. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, sejumlah 40 persen penduduk miskin dan rentan miskin hanya mengkonsumsi 20% BBM. Sedangkan untuk sejumlah 60 persen teratas yaitu mengkonsumsi 80% BBM Subsidi.