Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

Pertamina Rugi Rp190 T – PLN Rp71 T Diprediksi Imbas Harga Minyak?

Triya Ayu

Bagikan

Pertamina Rugi Rp190 T – PLN Rp71 T Diprediksi Imbas Harga Minyak?

Triya Ayu

Bagikan

Sri Mulyani
Menkeu Sri Mulyani mengungkapkan PT Pertamina (Persero) harus menanggung beban karena tidak menaikkan harga BBM di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia. (REUTERS/EVELYN HOCKSTEIN).

Jakarta, Retensi.id – PT (Persero) akhir tahun ini diperkirakan defisit US$ 12,98 miliar atau Rp190,8 triliun (kurs Rp14.700).

Hal itu diprediksi oleh Menteri Keuangan Indrawati karena kenaikan harga minyak mentah dunia. Disampaikan dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR RI pada Kamis (19/5/2022).

Per Maret 2022, arus kas Pertamina memang sudah defisit US$ 2,44 miliar atau Rp 35,86 triliun. Penyebab defisit itu adalah Pertamina tidak langsung menaikkan harga BBM di dalam negeri ketika harga minyak mentah dunia naik.

Selisih lebar antara Harga Jual Eceran (HJE) dan harga keekonomian BBM sampai saat ini masih ditanggung Pertamina. Lantaran suntikan tambahan anggaran dan dana kompensasi dari pemerintah belum diperoleh BUMN energi tersebut.

Sri Mulyani menyampaikan bahwa sejak Januari, arus kas operasional Pertamina secara konstan bersifat negatif. Hal itu disebabkan karena perbedaan (harga) harus ditanggung Pertamina sehingga keuangannya menurun.

Selain Pertamina, PT PLN (Persero) juga diperkirakan oleh Sri Mulyani bahwa arus kasnya defisit. Di tengah kenaikan harga komoditas energi, PLN belum menaikkan tarif listrik. Perkiraan defisitnya mencapai Rp 71,1 triliun.

Pinjaman sebesar Rp 11,4 triliun telah ditarik oleh PT PLN (Persero) per 30 April 2022. Sedangkan penarikan pinjaman akan dilakukan lagi pada Mei dan Juni. Sehingga penarikan pinjamannya hingga Juni diperkirakan mencapai Rp 21,7 triliun hingga Rp24,7 triliun.

Defisit arus kas operasional PLN Rp71,1 triliun diproyeksikan akan terjadi jika hingga Desember 2022 tidak ada tambahan kompensasi dari pemerintah.

Kondisi ini menyebabkan Banggar DPR RI pada tahun ini diminta untuk menambah anggaran subsidi dan dana kompensasi energi sebesar Rp 291 triliun menjadi Rp 443,6 triliun.

Baca berita RetensiID lainnya di: Google News RETENSI.ID