JAKARTA, RETENSI.ID – Mengingat urgensi masalah iklim global dan kebutuhan untuk mempercepat transisi ke sumber energi terbarukan, IBCSD menyelenggarakan dialog antara pemerintah dan swasta pada hari Kamis, 7 Maret 2024. Dialog ini bertujuan untuk mengevaluasi secara komprehensif kemajuan dan tantangan dalam mengimplementasikan strategi transisi energi terintegrasi untuk mendorong dekarbonisasi industri di Indonesia.
Menyadari peran penting sektor energi dalam memerangi perubahan iklim, dialog ini menggali target dan strategi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia serta kemajuan terkini, praktik terbaik, dan hambatan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan dalam melakukan transisi ke energi terbarukan dan menerapkan efisiensi energi. Hambatan utama yang teridentifikasi meliputi kendala regulasi, keterbatasan akses terhadap pembiayaan, kurangnya keahlian, dan infrastruktur yang tidak memadai. Mengatasi hambatan-hambatan ini sangat penting untuk mempercepat transisi energi dan mencapai
praktik industri yang berkelanjutan.
Acara ini dibuka oleh Dharsono Hartono, Komite Eksekutif IBCSD & Ketua Komite Tetap Perubahan Iklim Kadin Indonesia. “Data dari Kementerian Perindustrian menunjukkan bahwa pada tahun 2022, emisi dari sektor industri Indonesia juga didominasi oleh emisi dari penyediaan energi. Sudah sewajarnya, jika kita sebagai pelaku industri dan institusi yang terlibat dalam sektor penyediaan energi mampu melakukan transisi agar penyediaan energi kita jauh lebih ramah lingkungan”, ujar Dharsono.
Acara ini menghadirkan pembicara dan panelis yang mewakili para pemangku kepentingan dari sektor publik dan swasta. Pembicara utama dalam acara ini diwakili oleh Direktur Konservasi Energi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Gigih Udi Atmo.
Dalam pidato utamanya, Gigih menyoroti target dan pencapaian Indonesia saat ini dalam hal dekarbonisasi melalui transisi energi. Tujuan utama Indonesia dalam dekarbonisasi di sektor energi adalah untuk mencapai emisi nol bersih dari energi pada tahun 2060, dengan target terdekat pada tahun 2030 setelah dikeluarkannya Enhanced Nationally Determined Contributions (E-NDC). Berdasarkan E-NDC, pada tahun 2030, penurunan emisi dari sektor energi ditargetkan sebesar 358 juta ton CO2eq dengan upaya sendiri dan hingga tahun 2023, target tersebut telah tercapai hingga 35,6% atau sebesar 127,67 juta ton CO2eq.
Pencapaian saat ini dicapai melalui beberapa cara pendekatan transisi energi termasuk pengembangan energi baru dan terbarukan serta penerapan konservasi energi di berbagai sektor. Selain target dan capaian saat ini, Gigih juga menggarisbawahi tantangan yang dihadapi dalam transisi energi, terutama dalam pengembangan energi baru dan terbarukan. Beberapa tantangan yang dibahas dalam acara ini antara lain ketersediaan inovasi teknologi dan penguasaannya, kelayakan secara ekonomi, kesiapan industri pendukung, isu supply dan demand, serta kesiapan implementasi proyek terutama di bidang administratif termasuk
proses perijinan dan penyiapan lahan.
Tema yang diangkat dalam pidato Gigih dieksplorasi lebih lanjut melalui sesi panel, yang menampilkan beberapa tokoh kunci dalam transisi energi di Indonesia. Mereka adalah Kepala Kantor Bersama dari Rumah PATEN, Edo Mahendra, Ketua Komite Tetap Transisi Energi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia), Anthony Utomo, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, dan Kepala Keberlanjutan Coca Cola Euro-Pacific Partners Indonesia (CCEPI), Natasha Gabriella.
Peresmian Satuan Tugas Transisi Energi Indonesia (Satgas TEN) pada awal tahun ini menandai keinginan Indonesia untuk mencapai transisi energi. Dalam presentasinya, Edo Mahendra berbagi wawasan mengenai inisiatif ini. Fungsi utama mereka sebagai lembaga kolaboratif yang terdiri dari berbagai tokoh kunci dari beberapa kementerian adalah untuk mempercepat pengembangan transisi energi di Indonesia, hal ini akan mencakup debottlenecking berbagai tantangan yang dihadapi dalam transisi energi dan memfasilitasi inisiatif bisnis dan publik dalam meningkatkan transisi energi di Indonesia. Dua produk utama yang akan terlihat dalam waktu dekat dari inisiatif ini adalah pengembangan IET (Indonesia Energy Transition) Channel dan Energy Transition Hub. Kedua platform ini diharapkan memiliki fungsi penting dalam mempercepat program transisi energi di Indonesia dan kolaborasi antar sektor dan pemangku kepentingan.
Sejalan dengan inisiatif nasional di atas, Kadin Indonesia, sebagai asosiasi bisnis terbesar di Indonesia, juga telah membentuk Gugus Tugas Transisi Energi. Untuk mendukung strategi nasional tersebut, Anthony Utomo mengatakan bahwa Satgas Transisi Energi Kadin memiliki tiga pilar utama dalam transisi pengembangan ekosistem industri hijau rendah karbon di Indonesia, yang terdiri dari Inisiatif Pengembangan Industri Hijau (Green Industrial Development Initiative/GIDI), Manufaktur Energi Terbarukan (Renewable Energy Manufacturing/REM), dan Energi Terdistribusi. Target utama mereka adalah untuk mencapai valuasi pasar industri hijau sebesar USD 10,3 juta pada tahun 2050.
Pentingnya transisi energi dan dekarbonisasi industri juga digaris bawahi oleh Fabby Tumiwa, sebagai perwakilan dari salah satu lembaga non-pemerintah yang berada di garis depan dalam berbagai inisiatif dekarbonisasi dan transisi energi. Terlepas dari berbagai tantangan yang dihadapi lembaganya, Fabby menekankan bahwa dekarbonisasi industri dan transisi energi juga akan memberikan banyak manfaat bagi negara, termasuk peluang penghematan biaya energi sekitar 9-30%, penciptaan target pasar baru dan peningkatan daya saing produk, potensi penghematan pajak karbon sebesar Rp 30.000 per ton CO2eq, penciptaan hingga 3 juta lapangan kerja hijau, peningkatan kualitas lingkungan dan keanekaragaman hayati, serta pengurangan kebutuhan subsidi kesehatan.
Sepakat akan pentingnya transisi energi untuk mencapai target nasional serta mendapatkan potensi manfaat yang timbul darinya, Coca Cola Euro-Pacific Partners Indonesia (CCEPI) sebagai salah satu pemain industri terkemuka telah mengambil langkah lebih jauh dalam mencapai net nol energi di industri. Natasha mengatakan bahwa CCEPI memiliki target yang sangat optimis untuk mencapai 100% energi terbarukan di seluruh pasarnya pada tahun 2030 dan juga mencapai net zero emission (Scope 1,2,3) pada tahun 2040. Sebagai realisasi dari target tersebut, CCEPI telah menginvestasikan sekitar Rp 94 miliar untuk mengembangkan PLTS atap gedung terbesar di Asia Tenggara dengan pembangkit energi surya bersih hingga 9,6 GWh yang dapat menggerakkan pabrik mereka dan mengurangi
emisi hingga 8000 ton CO2eq per tahun.
Jelaslah bahwa di luar target yang sangat optimis dan berbagai hambatan yang membutuhkan proses debottlenecking yang kolaboratif, Indonesia berada di arah yang tepat untuk memajukan strategi transisi energinya, mencapai nol emisi bersih dari sektor energi pada tahun 2060. Sebagai asosiasi yang mempromosikan pembangunan berkelanjutan, IBCSD berkomitmen kuat untuk mendukung semangat tersebut dan mengembangkannya lebih jauh melalui program Strategi Transisi Energi Terpadu.
Tentang IBCSD:
Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) adalah sebuah asosiasi yang dipimpin oleh para CEO dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia, yang memiliki komitmen yang sama untuk mendorong pembangunan berkelanjutan melalui pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, keseimbangan ekologi, dan kemajuan sosial. Peluncuran dewan bisnis ini pada bulan April 2011 merupakan cabang regional dari jejaring global WBCSD di Indonesia. Anggota pendiri IBCSD termasuk 6 perusahaan terkemuka di Indonesia: Bakrie Telecom, Bank Negara Indonesia, Medco Power Indonesia, Holcim
Indonesia, Garuda Indonesia, dan PT Riau Andalan Pulp Paper. IBCSD memfasilitasi kepemimpinan bisnis yang berkelanjutan dengan mempromosikan praktik-praktik terbaik, bermitra dengan pemerintah dan masyarakat sipil, serta memberikan solusi bagi kebijakan Indonesia terkait isu-isu keberlanjutan. Temukan tren dan praktik terbaru dalam bisnis berkelanjutan dengan mengunjungi ibcsd.or.id, atau hubungi kami di info@ibcsd.or.id.